Terdapat dua orang nelayan. Seorang penyembah berhala, dan seorang lagi yang taat kepada ALLAH. Ketika menebar jala, yang menyembah berhala menyebut nama berhalanya, manakala yang taat membaca bismillah. Bila jala diangkat, yang menyembah berhala mendapat banyak ikan, manakala yang muslim, hampir sahaja tiada ikan untuknya pada hari itu. Malaikat yang melihat keadaan itu bertanya kepada ...ALLAH.
“Ya ALLAH, apakah yang telah berlaku? HambaMu yang menyekutukanMu, KAU berikan dia rezeki yang banyak, sedangkan hambaMu yang menyebut namaMu, KAU tidak memberikan DIA apa-apa”
ALLAH menjawab, “ Yang menyekutukanKu, tempatnya memang sudah pasti NERAKA. Maka apalah sangat rezeki yang pasti akan hancur itu jika Kuberikan kepadaNya? Tetapi HambaKu yang beriman itu, AKU hendak mengganjarkanNya syurga, maka AKU suka mengujinya untuk melihat kebenaran imanNya”
“Ya ALLAH, apakah yang telah berlaku? HambaMu yang menyekutukanMu, KAU berikan dia rezeki yang banyak, sedangkan hambaMu yang menyebut namaMu, KAU tidak memberikan DIA apa-apa”
ALLAH menjawab, “ Yang menyekutukanKu, tempatnya memang sudah pasti NERAKA. Maka apalah sangat rezeki yang pasti akan hancur itu jika Kuberikan kepadaNya? Tetapi HambaKu yang beriman itu, AKU hendak mengganjarkanNya syurga, maka AKU suka mengujinya untuk melihat kebenaran imanNya”
Nah, jangan kecewa bila diuji, tidak berjaya / gagal walau sudah menyusun rencana yang matang. Itu semua adalah sebahagian dari ujian ALLAH.
ALLAH menguji hanya untuk mereka yang dikasihi. Bukankah ALLAH SWT ada berfirman,
“Apakah kamu mengira KAMI akan membiarkan kamu berkata kami beriman sedangkan kamu belum diuji?…”
Jika gagal terhadap suatu perkara, itu hanyalah untuk perkara itu saja, masih belum gagal dalam kehidupan. Teruskan usaha, selagi nyawa masih ada. InsyaALLAH ALLAH akan memberikan sesuatu yang bermakna.
Rasulullah SAW bersabda: ”Jika engkau melihat Allah sedang memberikan kepada seseorang , sesuatu dari dunia yang ia sukai, sedangkan ia masih saja tenggelam dalam kemaksiatannya, maka ketahuilah itulah yang dinamakan Istidraj
(Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT: Al Qur’an surah Al An’aam (6) ayat 44.) (HR. Ahmad dan Thabrani, dalam kitab As Syu’ab)