TUNTUTAN ATAS IMAN
(dipetik dan dihimpun drpd pelbagai bayan-bayan jemaah/ustaz/alim ulama)
Setiap rukun agama ada masa untuk menunaikannya. solat dilaksanakan apabila tiba waktunya. Waktu solat subuh ada masanya, waktu zohor ada masanya, begitulah seterusnya. Selepas selesai solat, tuntutan tersebut telah terlepas. Begitu juga dengan puasa. Ada masanya, iaitu dalam bulan ramadhan. Lain-lain hari diharamkan berpuasa kecuali puasa-puasa sunat, itupun pada bulan atau hari2 tertentu, ada hari2 tertentu yg diharamkan berpuasa. Begitu juga dgn rukun haji ada masanya untuk menunaikan haji. Itupun bagi mereka yg berkemampuan dan telah cukup syarat dan keperluan maka tuntutan tersebut menjadi wajib ke atasnya. Dan cara perlaksanaanya pula di Tanah Suci Mekah, bukan di tempat2 lain. Begitu juga halnya dengan zakat ada masa dan waktunya untuk ditunaikan.
Tetapi bagaimana pula dengan tuntutan Iman, kalimah thoyyibah? Rukun agama yang paling utama selepas solat dan lain2? Adakah cukup dengan kita mengucap dua kalimah syahadah lepas itu kita dikira beriman? Adakah ada masa2 tertentu untuk kita beriman seperti halnya dengan solat ada masa dan waktu untuk melaksanakannya? Sebenarnya satu perkara yg sangat2 bahaya jika sesaat kita tidak beriman atau iman terkeluar dalam hati kita. Kita bukannya tahu bila nyawa kita akan dicabut. Bagaimana jika kita dijemput oleh Allah sedangkan iman terkeluar drpd hati kita akibat maksiat dan dosa2 yg kita lakukan? Na’udzubillah…. Sedangkan Nabi bagitau lebih kurang maksudnya, seseorang yg mati dgn mengucap laa illaha illallah, syurga adalah wajib baginya. Begitu juga mafhum hadis, seseorang yg beriman tidak akan mencuri, berzina dan sebagainya. Usaha atas iman adalah Fardhu Ainu lama bagitahu. Allah perintah kita supaya jangan mati melainkan dalam agama islam, mati dalam keadaan beriman pada Allah dan rasul. Namun, bagaimana kita nak mati dalam keadaan beriman apabila iman tidak diusahakan? Ada yakin selain Allah dalam hati? Yakin pada harta, pangkat, senjata, kekuatan dan sebgainya?
Oleh itu, penting untuk usahakan agar kita beriman sepanjang masa, setiap saat dan waktu. Setiap hari iman kena diusahakan dan disuburkan dengancara memperkatakan lagi dan lagi tentang mafhum kalimah. Perkatakan kehebtan Allah lagi dan lagi kepada diri sendiri, anak isteri, jiran tetangga, sahabat karib dan seluruh manusia untuk masukkan dlm hati kehebatan Allah. Sebenarnya nabi2 mempunyai iman yg sempurna kerana hari2 mereka jumpa manusia cakap tentang kehebatan Allah dan ajak mereka kepada Allah setiap hari. Apa yg kita cakap setiap hari akan bagi kesan pada hati dan keyakinan ke atas sesuatu perkara akan datang apabila kita banyak cakap menegnai perkara tersebut. Yakin pada harta akan datang bila kita banyak cakap mengenai harta. Yakin pada pangkat akan datang bila kita banyak cakap mengenai pangkat. Begitu juga yakin pada Allah akan datang bila kita banyak memperkatakan tentang kehebatan dan kudrat Allah lagi dan lagi. Ulama bagitahu, apa yg ada dalam hati kita, itulah yg akan keluar di mulut kita ketika sakaratul maut. Misalnya, lori yg penuh dgn susu, apabila accident, susulah yg akan keluar, bukan milo atau kopi. Begitu juga apabila ada kebesaran Allah dalam hati, Allah lah yg keluar, jika ada kebesaran dunia, dunia lah yg akan keluar, na’udzubillah…..
Sahabat telah terbukti iman mereka. Allah telah redha dgn mereka dan mereka telah redha dgn Allah. Malah ada sahabat2 yg dikirim salam oleh Allah dan dijanjikan syurga di dunia ini lagi. Walaupun begitu, Nabi berpesan kepada sahabat supaya memperbaharui iman mereka. Jihad sebenarnya adalah berperang dgn syaitan dan nafsu. Selepas satu peperangan Nabi bagitahu dgn sahabat selepas ini ada satu peperangan yg lebih besar lagi, setelah ditanya sahabat nabi bagitahu, peperangan/jihad yg terbesar adalah berperang dgn nafsu. Sebenarnya hari ini kita keluar berperang dgn nafsu dan syaitan yg tak dapat dilihat. Siapa yg tak suka duduk di rumah bersama anak bini? Siapa yg tak suka berehat di rumah dgn ahli keluarga? Sememangnya itulah nafsu, ikutkan nafsu tak nak keluar di jalan Allah. Ikutkan nafsu nak duduk di rumah bermain dgn anak bini. Tetapi atas kepentingan agama, semua itu terpaksa dikorbankan semata2 untuk mendapat keredhaan allah dan mengikut jejak Nabi SAW.
Banyak kelebihan keluar di jalan Allah, antaranya (lebih kurang maksud) : sepagi sepetang di jalan Allah lebih baik dr dunia dan seisinya, seketika di jalan Allah lebih baik drpd beribadat di depan hajarul aswad di malam lailatul qadar, debu2 yg melekat di badan org yg keluar jalan allah diharamkan hatta asap api neraka menyentuhnya, satu amalan digandakan 700 ribu kali ganda atau lebih, sehari di jalan Allah lebih baik dari seribu hari yg lain, Malaikat yg menjunjung arasy ilahi memohon keampunan bagi org yg keluar dan keluarga yg ditinggalkan, dan banyak lagi kelebihan2 keluar di jalan Allah. Pokok pangkalnya, kita nak ke tak nak….wallahu a’lam
Thursday, July 23, 2009
BERITA TV3
YAKINLAH HANYA PADA KUDRAT ALLAH SWT...MANAFAAT HANYA DATANG DARI ALLAH, MUDARAT DATANG DARI ALLAH, KEKUATAN HANYA DALAM GENGGAMAN ALLAH, CUKUPLAH ALLAH SEBAGAI TEMPAT BERGANTUNG DAN TEMPAT MEMOHON PERLINDUNGAN....SELAIN DARIPADA ALLAH ADALAH MAKHLUK. MAKHLUK TIDAK BOLEH BAGI MUDARAT ATAU MANAFAAT TANPA IZIN ALLAH SWT......SEKIRANYA ALLAH BUAT SESUATU KEPUTUSAN, TIDAK ADA KERAJAAN MANAPUN YANG BOLEH HALANG KEPUTUSAN ALLAH....SESUNGGUHNYA DUNIA INI DI SISI ALLAH TIDAK BERNILAI WALAUPUN SEBELAH KEPAK NYAMUK...BETULKAN YAKIN..BETULKAN YAKIN...
KESABARAN NABI SAW
Kesabaran Nabi saw Ketika Mengajak Hakam Bin Kaisan Untuk Masuk Islam
13 Desember 2008 (gotabligh.com)
Dari Miqdad Bin Amar ra, ia berkata, “Pernah dalam suatu peperangan, aku menawan Hakam bin Kaisan. Lalu amir kami berniat akan memotong lehernya, tetapi aku berkata, “Biarkanlah dulu, kami akan membawanya ke hadapan Rasulullah saw!” Ketika kami membawanya kehadapan Rasulullah, Beliau mengajaknya untuk masuk Islam, tetapi dia hanya terdiam saja.
Melihat hal ini, Umar ra berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang Engkau harapkan darinya? Demi Allah, sekali-kali dia tidak akan masuk Islam. Izinkanlah aku memotong lehernya supaya ia bisa langsung masuk neraka!”
Tetapi Rasulullah saw menolak usul Umar ra, sehingga akhirnya Hakam bin Kaisan masuk Islam. Umar ra pun menyesal akan perkataannya, dia khawatir kalau-kalau perkataan yang telah dia ucapkan itu akan merusak pahala amal kebaikannya yang dahulu maupun yang kemudian. Maka Umar ra berkata pada dirinya sendiri, “Kenapa aku membantah suatu perkara yang mana Rasulullah saw lebih mengetahuinyadaripada aku.
Kemudian kataku lagi, “Sesungguhnya aku melakukan hal itu semata-mata untuk kebaikan Allah dan Rasul-Nya.” Selanjutnya Umar ra berkata, “Setelah Hakam masuk Islam, ia menjadi seorang muslim yang baik dan ikut berjuang membela agama Allah sehingga ia mati syahid dalam peperangan Bi’ir Ma’unah, sedangkan Rasulullah saw ridha terhadapnya dan menyatakan bahwa ia masuk syurga.”
(HR. Ibnu Sa’ad seperti disebutkan dalam kitab Ath Thabaqaat jilid 4 halaman 137)
Menurut riwayat Ibnu Sa’ad juga yang diterima dari Az Zuhri, ia menceritakan bahwa ketika itu Hakam bin Kaisan bertanya kepada Nabi saw, “Apakah Islam itu?” Rasulullah saw menjawab, “Islam itu adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.” Mendengar hal itu, Hakam berkata, “Aku akan masuk Islam.” Lalu Rasulullah saw menghadap ke arah para shahabat dan bersabda, “Seandainya tadi aku mengikuti keinginan kalian untuk membunuhnya, tentu sekarang dia sedang berada dalam neraka.”
13 Desember 2008 (gotabligh.com)
Dari Miqdad Bin Amar ra, ia berkata, “Pernah dalam suatu peperangan, aku menawan Hakam bin Kaisan. Lalu amir kami berniat akan memotong lehernya, tetapi aku berkata, “Biarkanlah dulu, kami akan membawanya ke hadapan Rasulullah saw!” Ketika kami membawanya kehadapan Rasulullah, Beliau mengajaknya untuk masuk Islam, tetapi dia hanya terdiam saja.
Melihat hal ini, Umar ra berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang Engkau harapkan darinya? Demi Allah, sekali-kali dia tidak akan masuk Islam. Izinkanlah aku memotong lehernya supaya ia bisa langsung masuk neraka!”
Tetapi Rasulullah saw menolak usul Umar ra, sehingga akhirnya Hakam bin Kaisan masuk Islam. Umar ra pun menyesal akan perkataannya, dia khawatir kalau-kalau perkataan yang telah dia ucapkan itu akan merusak pahala amal kebaikannya yang dahulu maupun yang kemudian. Maka Umar ra berkata pada dirinya sendiri, “Kenapa aku membantah suatu perkara yang mana Rasulullah saw lebih mengetahuinyadaripada aku.
Kemudian kataku lagi, “Sesungguhnya aku melakukan hal itu semata-mata untuk kebaikan Allah dan Rasul-Nya.” Selanjutnya Umar ra berkata, “Setelah Hakam masuk Islam, ia menjadi seorang muslim yang baik dan ikut berjuang membela agama Allah sehingga ia mati syahid dalam peperangan Bi’ir Ma’unah, sedangkan Rasulullah saw ridha terhadapnya dan menyatakan bahwa ia masuk syurga.”
(HR. Ibnu Sa’ad seperti disebutkan dalam kitab Ath Thabaqaat jilid 4 halaman 137)
Menurut riwayat Ibnu Sa’ad juga yang diterima dari Az Zuhri, ia menceritakan bahwa ketika itu Hakam bin Kaisan bertanya kepada Nabi saw, “Apakah Islam itu?” Rasulullah saw menjawab, “Islam itu adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.” Mendengar hal itu, Hakam berkata, “Aku akan masuk Islam.” Lalu Rasulullah saw menghadap ke arah para shahabat dan bersabda, “Seandainya tadi aku mengikuti keinginan kalian untuk membunuhnya, tentu sekarang dia sedang berada dalam neraka.”
Subscribe to:
Posts (Atom)
LinkWithin
