Anda, khususnya yang beragama Islam dan Nasrani, pasti pernah mendengar burung hud-hud. Nama burung ini beberapa kali disebut dalam kitab suci Al-Qur’an dan Injil. Dalam literatur perburungan internasional, burung hud-hud disebut sebagai noble hoopoe atau eurasian hoopoe (Upupa epops). Adapun hud-hud bukan nama Indonesia, melainkan nama Arab, karena burung ini memang tidak dijumpai di negeri kita. Selain memiliki kicauan yang menarik, burung ini juga mempunyai keunikan dan keistimewaan terutama dalam mempertahankan dirinya dari serangan musuh atau binatang predator.
Burung yang memiliki warna bulu yang indah serta jambul unik ini merupakan jenis burung yang memiliki hubungan kekerabatan dengan rangkong atau enggang. Penamaan hoopoe itu juga disesuaikan dengan suara panggilannya yang melengking dengan suara “hoops..hoops..” ( dalam logat Inggris ) atau terdengar seperti “hud..hud..” ( dalam logat Arab) yang jelas dan berulang-ulang.
Secara keseluruhan ada tujuh spesis burung ini yang dikenal di dunia, dan menyebar secara luas mulai dari Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Bahkan pada tahun 2008, Pemerintah Israel menetapkan hud-hud sebagai burung nasional mereka.
Mau dengar kicauan burung hud-hud ?
Kelenjar berbau busuk
Ketika merasa terancam, burung ini akan menyemprotkan kotorannya ke mata binatang yang mencoba menyerangnya. Inilah uniknya, si hud-hud akan membalikkan tubuhnya dan mengarahkan pantatnya ke hadapan musuhnya. Jika strategi ini tidak berhasil, atau tidak mengenai sasaran, maka hud-hud akan menyelimuit tubuhnya dengan bau yang sangat busuk.
Aha, tentu saja burung yang mau menyerangnya langsung kabur. Burung predator pun tak mau memangsa daging dari burung yang berbau busuk, he.. he…
Mengapa hud-hud memiliki kemampuan untuk mendatangkan bau busuk secara tiba-tiba, yang hanya dimunculkannya saat jiwanya terancam?
Rupanya burung ini memiliki kelenjar khusus di dekat kloaka, yang bisa menghasilkan zat yang berbau sangat busuk. Ketika terancam, dia akan menggosokan zat tersebut ke bulu-bulunya, kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan bau tersebut. Kalau bisa diibaratkan, baunya sama seperti daging yang sudah busuk.
Kelenjar yang berbau busuk itu bukan hanya berfungsi sebagai alat pertahanan diri, tetapi juga mampu menolak parasit, sebagai anti-bakteri, dan melindungi burung dari berbagai penyakit.
No comments:
Post a Comment
JAZAKALLAH KERANA SUDI ZIARAH DAN BAGI KOMEN, INSYALLAH KALAU ADA KELAPANGAN SAYA AKAN BALAS KOMEN TUAN-TUAN.SILA TINGGALKAN E-MAIL / WEBSITE, INSYALLAH.