CARI DALAM BLOG INI

Sunday, March 13, 2016

Allah Maha Kuasa,Makhluk tiada kuasa

ALLAH ITU ESA,
TIDAK BERANAK ATAU DIPERANAKKAN,
TEMPAT PERGANTUNGAN SELURUH MAKHLUK,
DAN TIDAK ADA SESUATU YG SETARA ATAU SAMA DENGAN-NYA

7 comments:

  1. Injil Digugat Karena
    Hilangnya Nubuatan Bagi
    “Rasul Yang Akan Datang”?
    Seluruh isi Kitab Perjanjian Lama telah dijuruskan kepada kedatangan
    seorang Nabi yang dijuluki Sang Mesias (Al-Masih). Dan itu adalah janji Allah
    kepada umat Israel lewat begitu banyak nubuatan Alkitab. Ketika Yesus
    datang, Ia mengklaim bahwa Dialah Sang Mesias yang dunubuatkan itu. Dan
    Dia membuktikan apa yang diklaim olehNya. Disamping datang untuk
    memenuhi nubuat, Yesus-pun sempat menubuat bahwa Ia akan mengutus
    Penghibur, yaitu Roh Kebenaran, yang akan memimpin umatNya kedalam
    seluruh kebenaran, serta yang akan memberitakan tentang hal-hal yang
    akan datang kepada mereka. Jadi Alkitab memperlihatkan ada dua jenis
    nubuat bagi 2 sosok keilahian yang dinanti-nantikan :
    a) Nubuat para nabi Perjanjian Lama (PL, termasuk Taurat) tentangakan
    datangnya Sang Mesias. Ini digenapi oleh Firman Allah (Anak Allah)
    yang turun berinkarnasi menjadi manusia Yesus.
    b) Nubuat Yesus (dalam Injil) tentang akan datangnya Roh Kebenaran
    (Roh Kudus) yang akan memenuhi/ ”membaptiskan” semua murid-
    muridNya di Yerusalem (Yoh. 16:7-15; Kis. 1:4; Luk. 24:48).
    Tetapi sungguh aneh bahwa 600 tahun kemudian Quran dan Muhammad
    datang dengan mengklaim kemesiasan/ kerasulan agung ini pula bagi diri
    AHMAD yang maksudnya adalah Muhammad sendiri :
    ”Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata,” Hai Bani Israel,
    sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
    (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
    (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya
    Ahmad”.
    ”...(pengikut) Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis
    didalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka...(QS 61:6, dan 7:157).
    Dalam hal ini, Quran tampaknya menyama-rata-kan nubuat Alkitab untuk
    dua sosok yang saling berlainan menjadi satu sosok yang sama, yaitu
    Muhammad sendiri! Dua sosok yang sebenarnya bersifat Ilahi itu juga
    ditetapkan lain, menjadi satu manusia! Alangkah beraninya sipembawa
    wahyu ini ”meluruskan” nubuat Alkitab dan Yesus yang tak pernah meleset
    itu! Sejak kapankah Jibril atau Muhammad mempunyai reputasi dalam
    bernubuat? Bukankah Quran mengakui keistimewaan Isa Al-Masih dalam
    pengetahuan akan hal-hal yang ghaib (surat 3:49), dimana Muhammad

    ReplyDelete
    Replies
    1. serentak mengakui pula akan ketidak berdayaannya untuk mengetahui hal-
      hal yang ghaib?
      Sekalipun dengan pergeseran dan perubahan yang teramat berani ini,
      tetaplah ”kemesiasan AHMAD” tidak tercari dalam seluruh Taurat dan Injil.
      Tetapi pihak Muslim segera masuk dalam design Jibril, yaitu dengan jalan
      pintas meletakkan tuduhan bahwa para pastor dan antek-anteknya telah
      menghilangkan nama ”Ahmad” dari Taurat dan Injil yang seharusnya ada
      ternubuat didalamnya.
      Pihak-pihak yang tidak tahu menahu dan yang tidak dikuasai oleh pra-
      asumsi pasti prihatin atas tuduhan yang naif dan sepihak ini. Mari kita
      perhatikan beberapa detail dan liku-liku ayat diatas dengan lebih seksama
      agar tidak sembarangan menuduh atau kelak malah menjadi tertuduh.
      Pertama-tama, kita perlu mengingatkan bahwa suatu klaim adalah
      pernyataan kebenaran sepihak yang belum/tanpa bukti terhadap sesuatu.
      Dan kalau itu menyangkut diri sendiri itu namanya kesaksian diri. Suatu
      nubuat lebih berliku, dan akan kita bahas sambil membedakan nubuat
      Alkitab terhadap Quran seperti dibawah ini.
      (1). Kesaksian tentang diri sendiri—sekalipun ia nabi—tidak otomatis
      menjadi absah. ”Nubuat” nama AHMAD—walau mengatas namakan Isa
      (dan Allah dan Jibril)— itu tetap keluar dari mulut Muhammad sendiri
      yang rupa-rupanya ingin memperebutkan pengakuan akan kenabian-
      nya sendiri yang belum pernah disahkan oleh siapapun, sehingga
      ”nubuat pinjam mulut” orang lain itu tetap bersifat KLAIM pribadi
      Muhammad. Dan karenanya keabsahannya menurut hukum Allah
      harus disaksikan oleh pihak-pihak lain. Yesus berkata: ”Kalau Aku
      bersaksi tentang diriKu sendiri, maka kesaksianKu itu tidak benar; ada
      yang lain yang bersaksi tentang Aku” (Yoh 5:31-32). Sayang bahwa
      Muhammad yang mengatas namakan nubuat Isa, namun tidak
      menghadirkan Isa atau siapa-lainnya sebagai saksinya, sehingga
      keabsahan AHMAD sungguh kosong dan belum tersokong. Sebaliknya,
      ketika Yesus berkata, ”Musa telah menulis tentang Aku” (Yoh 5:46),
      Yesus dengan otoritasNya sungguh mendatangkan Musa dan Elia
      untuk berbincang-bincang dengan Dia diatas sebuah gunung. Dan ini
      disaksikan lagi oleh 3 orang muridNya (Luk. 9:28-36).
      (2). Nubuat harus mengungkapkan ciri-ciri dan keterangan tentang
      yang dinubuatkan. Amat banyak nubuat yang disampaikan Tuhan
      Alkitab kepada manusia dengan beberapa maksud: a) untuk
      memperlihatkan betapa Maha-Tahu Allah akan masa depan dan
      karenanya bisa diandalkan; b) betapa kuasaNya dalam mengontrol
      sejarah kehidupan; c) agar manusia dapat menemukan Tuhan yang
      benar lewat nubuat yang bisa dicari dan diverifikasi oleh manusia.
      Jadi nubuat Allah sebenarnya tidak cukup berisikan sekedar satu nama
      sebutan manusia tanpa ciri kuat yang memadai untuk menemukannya
      ”Ummi” (buta hurufnya Muhammad) sempat didalilkan sebagai ciri,
      tetapi tentu bukan ciri yang berarti jikalau mayoritas komunitasnya

      Delete
    2. sendiri justru ummi. Ciri yang diajukan ”Allah SWT” ini justru terkesan
      ”kehabisan ciri”! Bandingkan dengan ciri Isa-Almasih yang dilahirkan
      oleh seorang perawan! Bagaimanapun ”nubuat” AHMAD dimaksudkan
      untuk menjadi ”kabar gembira” bagi seluruh bangsa, maka tidak ada
      alasan sama sekali bagi Allah untuk tidak mempersiapkan ciri-kuat
      sehingga mempersulit pencaharian sosok Ahmad dalam kitabNya.
      Namun kenyataan berbicara lain: Ahmad yang tidak diberi ciri-ciri dan
      keterangan memadai (sehingga tidak tercari dalam Taurat dan Injil),
      kini menjadi misteri dan tuduhan kanan-kiri yang mendatangkan
      ”kabar TIDAK gembira”.
      (3). Nubuatan kedatangan Sang Mesias /Rasul harus dialamatkan
      kepada umatNya pertama-tama, tidak cross country. Kedatangan
      Sang Mesias atau Nabi yang Terbesar adalah event puncak rencana
      Allah bagi penyelamatan manusia dan karenanya peristiwa ini tidak
      bisa dan tidak akan nyelonong diam-diam masuk dalam sejarah begitu
      saja (Amos 3:7; Yes 42:9; 48:3,5). Itu adalah sebuah Injil-- Kabar
      Baik (istilah Quran, Kabar Gembira) bagi segenap alam. Kedatang-
      anNya akan diberitahukan terlebih dahulu agar umatNya menanti,
      bersyukur dan siap-siap menyambut Kabar BaikNya. Itu yang terjadi
      dengan Umat Israel , yang berharap dan siap-siap dalam penantian
      mereka. Itu sebabnya seluruh orang Israel menantikan kedatangan Al-
      Masih yang dimaksud. Sampai-sampai seorang perempuan pezinah
      Samaria juga menantikan Sang Mesias ini dan berkata : ”Aku tahu,
      bahwa Mesias akan datang...apabila Ia datang ,Ia akan memberitakan
      segala sesuatu kepada kami” (Yoh.4:25). Hana, seorang nabi
      perempuan juga telah berbicara dengan penanti-penanti Mesias :
      “(Hana) berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang
      menantikan kelepasan untuk Yerusalem.” (Luk 2:38). Bahkan nubuat
      khusus Yesus tentang Roh Kudus juga sudah ditunggu-tunggu oleh
      murid-muridNya di Yerusalem.
      Maka tidak ada keraguan bahwa “kabar-gembira” tentang datangnya
      Rasul Ahmad tentu harus ditujukan utamanya kepada “Umat dari
      kaum Ahmad itu pula. Namun adakah tercatat bahwa bangsa Arab
      pernah siap-siap menantikan kedatangan seorang Rasul Agung yang
      akan membawa kabar gembira seperti yang dimaksudkan Allah? Bila
      tidak ada, jelas bahwa Allah memang tidak pernah mewahyukan
      kedatangan AHMAD kepada umat Arab yang seharusnya dipersiapkan
      untuk menyongsongnya. Jadi jelas sekali ”Ahmad” itu dimunculkan
      setelah ada fakta, bukan sebelumnya, sehingga terbukti ia itu bukan
      sebuah nubuat, melainkan klaim pribadi Muhammad memperebutkan
      pengakuan kenabiannya!
      Pertanyaan susul menyusul, apakah orang Arab inferior dimata Allah
      sehingga “kabar-gembira AHMAD” ini tidak dikabarkan kepada
      mayoritas dan sekaligus tuan-rumah, melainkan hanya eksklusif
      diperuntukkan kepada minoritas orang Yahudi? DAN kenapa harus

      Delete
    3. lewat mulut Isa yang tidak tahu-menahu tentang Arab? Dan tidak
      menegaskan/ mengkonfirmasi ciri Arabianya, kecuali ummi? Bukankah
      lebih pas dan relevan bila Allah meminjam mulut Nabi Ibrahim dan
      Ismael untuk menubuatkan AHMAD ini, misalnya? (semata-mata
      karena Ibrahim katanya telah berkali-kali pergi ke Mekah menjumpai
      Ismael, bahkan mendirikan Baitullah disana? Seperti yang dipersiap-
      kan Allah bagi pematangan sejarah dan sosial-budaya dari anak-cucu
      Ishak/Yakub ditanah Israel, tentu tidak ada masalah bagi Allah untuk
      mengatur dan mempersiapkan hal yang sama bagi anak-cucu Ismail,
      sehingga cukup matang untuk menyambut Kabar-Gembira kedatangan
      Ahmad menjelang waktunya.
      (4). Penggenapan nubuat tentang kedatangan Sang Mesias/Rasul
      harus dikonfirmasi dan di-validasi-kan oleh diriNya, ketika Ia datang.
      Tidak ada gunanya Allah bersusah payah men-design suatu nubuat
      besar tentang kedatangan sang Mesias ummi jauh-jauh hari sebelum-
      nya, apabila ia sendiri tidak mengkonfirmasikan/ mem-validasikan hal
      tersebut ketika ia betul-betul datang memenuhi nubuatan tersebut.
      Kepada perempuan Samaria yang sedang menanti-nantikan seorang
      Mesias, Yesus segera mengkonfirmasikan diriNya :”Akulah Dia, yang
      sedang berkata-kata dengan engkau”. Dan kepada orang-orang Yahudi
      Ia berkata :”Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu
      akan percaya juga kepadaKu, sebab ia telah menulis tentang Aku”
      (Yoh.5:46). Perhatikan betapa konfirmasi yang sudah terdukung
      dengan nubuat dan mujizat ini, namun Yesus masih merasa perlu
      mengokohkannya dengan membacakan secara terbuka dihadapan
      umum terhadap ayat nubuatan yang jelas menunjuk kepada jati
      diriNya yang mesianis:
      ”Ia (Yesus) masuk kerumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
      KepadaNya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemu-
      kan nas dimana ada tertulis: ”Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah
      MENGURAPI Aku (yaitu ”Yang diurapi”, Al-Masih, Mesias), untuk menyampai-
      kan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan ia telah mengutus Aku untuk
      memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan
      bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
      untuk memberitakan TAHUN RAHMAT TUHAN TELAH DATANG”.Kemudian Ia
      menutup kitab itu...Lalu Ia memulai mengajar mereka, kataNya :”Pada hari
      ini GENAPLAH nas ini sewaktu kamu mendengarnya”. (Luk 4 :18-21).
      Sayang, terwahyu Muhammad hanya sampai melemparkan isyu
      ”Ahmad” namun tidak menerangkan bagaimana dan dalam hal apa
      dirinya menggenapi nubuat Isa itu. Bahkan secara tekstual, kitapun
      sesungguhnya tidak diberi konfirmasi oleh Muhammad: ”Akulah
      Ahmad”. Tak ada ahli yang tahu kenapa Allah perlu membedakan
      nama Muhammad menjadi Ahmad, yang sebenarnya sudah sangat
      mirip dalam arti-kata, bahkan bunyi suku kata terakhirnyapun sudah
      sama? Mengapa Allah memilih nama Ahmad dan bukan Muhammad
      yang lebih dikenal, jelas, dan tidak perlu dikaburkan kepada siapa-

      Delete
    4. siapa selain Muhammad itulah! Ingat bahwa para teroris yang
      tertangkap atau tertembak mati, karena memiliki banyak nama
      samaran, masih satu persatu dicocokkan dengan nama utamanya
      atau DNA-nya. Tidak ada jawaban logis Ahmad dimunculkan atas
      nama Muhammad; dan tentu saja hal demikian turut melorotkan bobot
      ketepatan nubuatan yang ditujukan untuk Muhammad.
      Sebenarnya Muhammad cuma memerlukan selangkah saja untuk
      mengajak orang-banyak menyaksikan kebenaran teks nama-Ahmad
      pada Taurat dan Injil yang ada disisi mereka (Qs 7:157), yaitu dengan
      memerintahkan seperti yang pernah dilakukannya,”...maka bawalah
      Taurat itu, lalu bacalah...”(QS 3:93). Apalagi dikisahkan bahwa
      pada setiap bulan Ramadhan Jibril datang mengunjungi Muhammad
      untuk me-review setiap ayat dan surat yang terturun, serta
      menetapkan susunan yang seharusnya. Kenapa Muhammad lolos me-
      review ayat ”AHMAD” yang begitu penting itu (bagi pembuktian
      kenabiannya) dengan menanyakan apa bunyi ayat Taurat dan Injil
      yang mencantumkan namanya, dan ada d Kitab mana, agar ia bisa
      mengaji-kannya ulang dalam Quran (atau paling tidak sebagai Hadis
      Nabi) yang mengkonfirmasikan Taurat / Injil? Namun sulit dimengerti
      kenapa Allah mengokohkan pembuktian Yesus (dengan melantunkan
      Kitab Yesaya dimuka umum), namun membiarkan Muhammad me-
      lewatkan begitu saja peluang emas (dan sekaligus tanggung jawab-
      nya) untuk membuktikan kepada umum bahwa ayat AHMAD—nama
      dirinya sendiri—itu benar-benar terdapat dalam Taurat dan Injil.
      Dengan pernahnya ke-mesias-an Yesus itu dikokohkan oleh Allah,
      maka sepantasnya Allah makin ”berpengalaman” untuk lebih
      mengokohkan pembuktian nama AHMAD! Tetapi faktanya tidak!

      (5). Nubuat kedatangan Sang Mesias /Rasul Terbesar haruslah
      disambut oleh banyak nabi, dan digenapi secara definitif. Sebenarnya
      inilah kriteria yang paling tajam untuk menemukan Mesias/Rasul yang
      sejati. KedatanganNya sebagai ”Nabi segala Nabi” yang membawa
      Kabar Baik bagi segenap alam harus ditandai oleh penantian dan
      sambutan dari para nabi dan raja dan umatNya. Bilamana hal itu tidak
      terjadi, bahkan tidak tahu-menahu akan datangnya event luar biasa
      itu, maka ragulah kita bahwa ia benar Mesias/Rasul yang dinantikan!
      Yesus menjelaskan betapa para nabi dan raja memang telah
      menunggu-nunggu untuk menyaksikan kedatangan dan hari-hari Sang
      Mesias dibumi ini: ”Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan
      melihat hariKu...” (Yoh 8:56).
      ”Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu (murid-murid
      Yesus) lihat. Karena aku berkata kepada kamu : Banyak nabi dan raja
      ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya...”(Luk 10
      :23-24).
      Tidak sampai disitu, bentuk sambutan lain masih ditambahkan dengan
      pelbagai nubuatan-mesianis yang digerakkan oleh Allah. Dan ini

      Delete
    5. menjadi sangat istimewa karena Alkitab mencatat sedikitnya ada 60
      nubuatan demikian! Yang semuanya dipenuhi secara definitif oleh
      Yesus dengan segala ajaibnya. Kita cuplikan disini beberapa saja
      nubuat mesianis diantara 60 nubuat kolektif tersebut.
      Cuplikan pertama, terambil dari nubuat Yakub, bahwa Mesias akan
      datang dari keturunan Yehuda, yaitu salah satu anak Yakub (Kej
      49:10). Disini Allah sekaligus menyingkirkan kemungkinan Mesias
      dilahirkan dari garis keturunan Ismael.
      Cuplikan kedua, bahwa Mesias adalah keturunan Daud (2Sam 7:12-
      14). Kembali ini menyingkirkan darah Ismael.
      Cuplikan ketiga, bahwa seorang utusan lain akan berdampingan
      mempersiapkan jalan bagi Mesias. Ia-lah Yohanes Pembaptis (Mal 3:1;
      Yes 40:3). Dengan nubuat ini nabi yang datang secara solo
      (sendirian), telah disingkirkan dari sosok Mesias.
      Cuplikan keempat, bahwa Mesias akan dilahirkan dikota Betlehem (Mi
      5:1). Ayat inilah yang dicari-cari oleh raja Herodes karena Mesias-bayi
      itu hendak dibunuhnya (Mat 2:13), karena dikhawatirkan mengancam
      tahtanya kelak. Dengan nubuat lokasi ini, Allah sekaligus
      menyingkirkan kemungkinan Mesias dilahirkan dari Mekah, Roma atau
      Jakarta!
      Cuplikan kelima, bahwa Mesias dilahirkan dari seorang perempuan
      perawan! (Yes 7:14) suatu nubuat yang hanya bisa dipenuhi oleh
      hanya satu orang saja diseluruh sejarah dunia!
      Dengan demikian, nubuat Taurat yang diklaim dan dicirikan oleh
      Muhammad kepada seorang Nabi yang ”ummi” (QS 7:157), pasti
      tertelan oleh kepastian nubuat, sambutan para nabi, dan keajaiban
      ciri-ciri sosok Sang Mesias yang tidak ada taranya ini! Tanda dan
      alamatnya hanya bisa dipenuhi Yesus, tidak menyisakan peluang
      apapun bagi pihak lainnya, sekalipun pihak tersebut tidak malu-
      malunya mengatas namakan lagi diri Yesus!!
      Kini, kelalaian dan ketiadaan pembuktian AHMAD dari pihak Muslim
      sendiri malahan menjadi sumber fitnahan seolah pihak Kristiani dan
      Yahudi-lah yang menghapuskan kata Ahmad itu dari Kitab-kitab
      mereka. Kapankah Yahudi bisa bersekongkol dengan Kristen untuk
      duduk semeja mengatur kesepakatan untuk merubah Buku Suci
      mereka masing-masing dalam menghadapi Islam? Tidakkah teman
      Muslim tahu bahwa Yahudi justru selalu menyanggah bahkan sampai
      menganiaya Kristen karena soal Yesus Al-Masih? Dan karenanya,
      keduanya saling memasang mata agar Kitab-kitab Suci mereka jangan
      sampai dijahili secuilpun oleh pihak lawannya? Jadi tentu saja
      penuduhan pihak Islam tentang penjahilan ”Ahmad” itu patut
      disesalkan, karena Kitab Suci Allah yang sempat dibenarkan oleh
      Quran berkali-kali itu tidak seharusnya dijadikan ajang penfitnahan
      yang begitu kotor.

      Delete
    6. menjadi sangat istimewa karena Alkitab mencatat sedikitnya ada 60
      nubuatan demikian! Yang semuanya dipenuhi secara definitif oleh
      Yesus dengan segala ajaibnya. Kita cuplikan disini beberapa saja
      nubuat mesianis diantara 60 nubuat kolektif tersebut.
      Cuplikan pertama, terambil dari nubuat Yakub, bahwa Mesias akan
      datang dari keturunan Yehuda, yaitu salah satu anak Yakub (Kej
      49:10). Disini Allah sekaligus menyingkirkan kemungkinan Mesias
      dilahirkan dari garis keturunan Ismael.
      Cuplikan kedua, bahwa Mesias adalah keturunan Daud (2Sam 7:12-
      14). Kembali ini menyingkirkan darah Ismael.
      Cuplikan ketiga, bahwa seorang utusan lain akan berdampingan
      mempersiapkan jalan bagi Mesias. Ia-lah Yohanes Pembaptis (Mal 3:1;
      Yes 40:3). Dengan nubuat ini nabi yang datang secara solo
      (sendirian), telah disingkirkan dari sosok Mesias.
      Cuplikan keempat, bahwa Mesias akan dilahirkan dikota Betlehem (Mi
      5:1). Ayat inilah yang dicari-cari oleh raja Herodes karena Mesias-bayi
      itu hendak dibunuhnya (Mat 2:13), karena dikhawatirkan mengancam
      tahtanya kelak. Dengan nubuat lokasi ini, Allah sekaligus
      menyingkirkan kemungkinan Mesias dilahirkan dari Mekah, Roma atau
      Jakarta!
      Cuplikan kelima, bahwa Mesias dilahirkan dari seorang perempuan
      perawan! (Yes 7:14) suatu nubuat yang hanya bisa dipenuhi oleh
      hanya satu orang saja diseluruh sejarah dunia!
      Dengan demikian, nubuat Taurat yang diklaim dan dicirikan oleh
      Muhammad kepada seorang Nabi yang ”ummi” (QS 7:157), pasti
      tertelan oleh kepastian nubuat, sambutan para nabi, dan keajaiban
      ciri-ciri sosok Sang Mesias yang tidak ada taranya ini! Tanda dan
      alamatnya hanya bisa dipenuhi Yesus, tidak menyisakan peluang
      apapun bagi pihak lainnya, sekalipun pihak tersebut tidak malu-
      malunya mengatas namakan lagi diri Yesus!!
      Kini, kelalaian dan ketiadaan pembuktian AHMAD dari pihak Muslim
      sendiri malahan menjadi sumber fitnahan seolah pihak Kristiani dan
      Yahudi-lah yang menghapuskan kata Ahmad itu dari Kitab-kitab
      mereka. Kapankah Yahudi bisa bersekongkol dengan Kristen untuk
      duduk semeja mengatur kesepakatan untuk merubah Buku Suci
      mereka masing-masing dalam menghadapi Islam? Tidakkah teman
      Muslim tahu bahwa Yahudi justru selalu menyanggah bahkan sampai
      menganiaya Kristen karena soal Yesus Al-Masih? Dan karenanya,
      keduanya saling memasang mata agar Kitab-kitab Suci mereka jangan
      sampai dijahili secuilpun oleh pihak lawannya? Jadi tentu saja
      penuduhan pihak Islam tentang penjahilan ”Ahmad” itu patut
      disesalkan, karena Kitab Suci Allah yang sempat dibenarkan oleh
      Quran berkali-kali itu tidak seharusnya dijadikan ajang penfitnahan
      yang begitu kotor.

      Delete

JAZAKALLAH KERANA SUDI ZIARAH DAN BAGI KOMEN, INSYALLAH KALAU ADA KELAPANGAN SAYA AKAN BALAS KOMEN TUAN-TUAN.SILA TINGGALKAN E-MAIL / WEBSITE, INSYALLAH.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails